rachmad setya budi

April 18, 2014

Indahnya Perbedaan

indahnya perbedaan

Riuz lahir di California, sejak kecil ia tinggal di San Diego bersama orang tuanya. Saat kecil sudah biasa berbaur dan berteman dengan tetangga-tetangganya di San Diego. Mereka canda tawa bersama, pergi bersama, dan pulang bersama.

San Diego sudah seperti kampung halaman baginya, namun semua berubah saat peritiwa 9/11 terjadi, saat terrorist menyerang WTC. Entah darimana asal terrorist itu berasal, tapi yang jelas pemerintah US menyatakan itu adalah ulah terrorist muslim.

Riuz yang berasal dari keluarga muslim, saat itu mendapat perlakuan tidak nyaman dari tetangganya di San Diego. Riuz di sekolahnya di bully habis-habisan di hina keluarga dan agamanya, Riuz yang seorang pendatang dan minoritas, tidak bisa melawan apa-apa. Ia hanya diam dan mencoba untuk tetap tersenyum.

Sahabat-sahabat kecilnya dulu mulai mencaci maki dia, sampai-sampai Riuz sudah hampir menyerah dan ingin berontak melawan. Tapi pesan ayahnya untuk tetap tersenyum bagaimanapun juga, membuat ia tetap tegar dan hanya bisa diam.

Ia satu-satunya muslim di kelasnya dan juga warga dari luar San Diego. Bahkan ketika ia sedang maju untuk presentasi di depan perkumpulan siswa, ia habis-habisan di teriaki diatas panggung. Dalam kondisi itu Riuz tergerak dan tak sanggup melawan diri. Tapi ia tidak berteriak ataupun melakukan tindakan kasar, Ia mengambil Mic di depanya dan lalu berkata, "apa ini yang diajarkan kepada kalian ? meneriaki orang tak bersalah ?".

Suasana lalu, berubah jadi sunyi seketika. "Anda sebenarya orang terpelajar yang mengerti betul akan mana yang salah dan mana yang benar, namun doktrin-doktrin yang keliru sudah anda dengarkan." Lanjutnya. "Sebaiknya anda tidak melihat dari mana mereka yang bersalah itu berasal, tapi lihat siapa yang melakukanya, lihatlah sebagai oknum pelaku jangan lihat dari mana ia berasal".

"Tidak satupun agama di dunia ini yang mengajarkan keburukan", tegasnya. "Jangan utak-atik pemikiran anda sekalian dengan, fanatisme", tutupnya. Mendengar hal itu para peserta yang hadir, mulai menyadari betapa indahnya perbedaan.

Dari cerita diatas sedikit dari anda pasti pernah mengalaminya, di perlakukan tidak baik karena minoritas. Tapi dari cerita ini, bukan medukung mana yang salah mana yang benar. Karena sesungguhnya bukan itu tujuan cerita ini.

Mulailah untuk menyadari bagaimana sikap anda terhadap sesama, saling menjaga bukan saling menindas. Berpihaklah pada bangsa ini Indonesia, bukan sikap dari daerah mana anda berasal. Biarkan budaya tetap menjadi budaya, jangan biarkan kita dihajar doktrin jahat.

Photo by : Jadilah Legenda